Belanja Online

Belanja Online?

Sudah daapat tempat belanja online nyaman?

Snack Keeper

Snack Keeper

Simpan dimana ya???

Posted by Griya Busana Era

Cantik=Anggun

Rumah Belanja Nyaman, Aman, Praktis

Kamis, 07 Mei 2009

STOCK : Dilema Dari Leverage

Dalam teori ilmu keuangan salah satu cara agar meningkatkan imbal hasil bagi para pemodal (ditunjukkan dengan ROE – Return on Equity) adalah dengan meningkatkan leverage. Hal ini dilakukan grup bakrie melalui perusahaan investasinya Bakrie and Brothers (BNBR).

Pada semester 1 tahun lalu perseroan begitu optimis menatap masa depan dengan melakukan akuisisi anak usaha terafiliasinya yaitu dengan melakukan akuisisi anak usahanya yaitu Bakrieland (ELTY), Bumi Resources (BUMI), Bakrie Telecom (BTEL) dan Energi Mega Persada (ENRG).

Akan tetapi akibat adanya krisis global ditandai dengan Bangkrutnya Lehman Brothers dkk, maka malapetaka bagi BNBR dimulai. Leverage yang tinggi ternyata tidak membuat menaikkan “shareholder hapiness” tapi justru menjadi mimpi buruk bagi BNBR. Akibat sebagian besar hutang BNBR akan jatuh tempo pada tahun ini, maka BNBR harus mencari dana kembali untuk menutup hutang perseroan yang besar.

Krisis global yang terjadi membuat likuiditas menjadi ketat. Hal ini membuat sulit bagi BNBR mendapatkan hutang . Akhirnya BNBR terpaksa melakukan transaksi Repo. Dalam transaksi Repo maka BNBR harus menjamin sejumlah saham yang mereka miliki kepada krediturnya.

Akan tetapi “crash” pasar modal membuat harga saham yang dijaminkan BNBR menjadi turun. Sehingga nilai jaminan pun menjadi turun. Hal ini membuat para kreditur memaksa BNBR menambah jaminan yang mereka miliki karena nilainya terus turun. Hal ini membuat saham BNBR diterpa isu gagal bayar sehingga saham grup Bakrie di bursa terus tertekan.

Dikeluarkan Dari LQ45
Akibat kasus ini maka saham Grup Bakrie sempat disuspen otoritas bursa. Hal ini menjadikan saham grup Bakrie menjadi kurang likuid dan akhirnya membuat otoritas bursa mengeluarkan saham Grup Bakrie yaitu dari kelompok saham LQ45 baru –baru ini. Enam saham grup Bakrie tak lagi masuk kelompok saham elit LQ-45. Keluarnya saham Bakrie dari LQ-45 karena sahamnya sudah tidak likuid dan pernah mengalami suspensi lama di bulan Oktober 2008.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri sudah mengumumkan daftar saham LQ 45 untuk periode 2 Februari sampai 31 Juli 2009. BEI melakukan review terhadap daftar saham LQ 45 setiap enam bulan sekali. Faktor kinerja saham grup Bakrie yang sudah tidak likuid menjadi sebab musabab Grup Bakrie dikeluarkan dari LQ45.


Restrukturisasi Hutang

Besarnya hutang BNBR membuat saat ini berusaha melakukan berbagai restrukrisasi hutang. BNBR menyatakan bahwa dengan adanya langkah restrukturisasi hutang yang dilakukan perseroan akan membuat beban hutang tergerus drastis. Saat ini beban hutang BNBR mencapai US$ 1,45 Milyar, lalu dengan adanya restrukturisasi hutang akan membuat hutang BNBR menjadi hanya US$ 92 juta atau turun 94%.

Perseroan akan melakukan obligasi konversi menjadi saham dan right issue dalam waktu dekat. BNBR akan menerbitkan obligasi konversi sebesar Rp 4,26 Trilyun kepada Northstar Pacific. Lalu nanti obligasi akan ditukar dalam bentuk saham dengan harga Rp 100-110 perlembarnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari pengambilalihan hutang BNBR oleh Northstar Pacific pada Desember lalu. Northstar mengambil alih hutang BNBR kepada Oddicson Finance senilai US$ 575 juta.

Dengan adanya konversi tersebut maka Northstar akan mengembalikan jaminan saham –saham anak usaha BNBR yang dijaminkan. Saham – saham tersebut adalah 11,92% saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), 43,2% saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), 8,03% saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), dan 24,86% saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Namun restruktrisasi ini mengandung konsekuensi. Akibat adanya konversi ini maka akan terjadi dilusi saham dari kepemilikan saham di BNBR. Nortshtar pacific akan menjadi pemilik terbesar di dalam BNBR dengan memiliki 31 % saham BNBR pasca konversi obligasi tukar pada Mei. Hal ini berarti lebih besar dari keluarga Bakrie yang memiliki 26,68% saham BNBR melalui Long Haul dan Capital Managers Asia. Dengan menjadi pemilik terbesar ini maka Northstar akan berpeluang menempatkan orangnya dalam jajaran direksi BNBR

Akibat dari besarnya leverage tersebut maka justru bisa menjadi bumerang. Apalagi bila terjadi mismatch dalam artian bahwa meminjam uang dalam jangka pendek tapi digunakan untuk jangka panjang. Hal ini yang terjadi pada BNBR. Ketika mengakuisisi anak usaha terafiliasi maka seharusnya perseroan meminjam dana dengan time frame yang lebih panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

back to top